Contreng!

Oke, malam ini saya gak ada niat untuk posting sesuatu yang berguna, makanya post kali ini akan ditulis dengan bahasa Indonesia yang (tidak) baik dan benar. Buat yang pengen menyimak, monggo...yang mau menghina dan memaki, silaken..yang mau ketawa, oh dengan senang hati silakan ketawa sambil lihat keadaan sekeliling. Satu lagi, bagi yang sensitif dan mudah terhasut, post ini sebaiknya gak dibaca, karena akan mengandung propaganda (bah, malam ini saya terdengar smart, menggunakan kata yang susah) yang kacau balau.

Seperti biasa, posting ini bakalan panjang dan (lagi-lagi) gak ada penting-pentingnya.

Mari kita mulai dengan teriakan serentak : "LIBUR TELAH TIBA!"
yeah, gara2 Pemilu, Paskah, Hari Kejepit, liburan kali ini akan berasa panjang, 5 hari berurutan. Bicara soal hari2 libur, saya jadi teringat beberapa hal soal hari-hari tersebut. Yang pertama, soal Pemilu.

Chapter 1

Pemilu = Pemilihan Lurah (?)

Yap, Kamis 9 April 2009, bakalan diadakan pemilu legislatif serentak di seluruh Indonesia. Saya berusia 23 tahun,jadi seharusnya besok saya nyontreng dong?hahaha, becanda, ya enggak laah. Saya kan pendatang gelap disini, kalo saya memaksakan diri nyontreng, trus keliatan polisi, trus saya ditangkap, trus saya diinterogasi, trus saya disiksa, trus...trus...trus...kiri...kiri..yak balas!
Ya sekali lagi saya tekankan "saya adalah pendatang gelap, karena belum terdata secara resmi sebagai warga kota Surabaya, sementara di daerah asal, saya sudah melepaskan status kewargakotaan". Kalaupun memaksakan nyontreng, saya hanya akan mengulangi kejadian 5 tahun yang lalu, dimana di malam jahanam itu saya kehilangan segalanya, termasuk kehormatan saya, di dalam bilik suara (mulai ngaco, ini kayak script novel mesum murahan, lagian, mana ada voting malem2??). Gini, jadi intinya, 5 tahun lalu saya termasuk pemilih GolPut...soal tipe pemilih, saya sendiri punya 3 kelas :
1. Golput

ini adalah jenis pertama yang sering diperbincangkan orang. Intinya ini adalah golongan orang-orang yang gak mau menggunakan hak pilih mereka dengan beberapa alasan. Golongan ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori :

1.1 Golput Original

Kaum pemilih yang memang gak mau menggunakan hak pilih, karena udah ga percaya dengan bujuk rayu dan janji manis tiada berujung. Biasa dialami juga oleh kaum perempuan yang sering disakiti hatinya oleh mulut manis para buaya darat. Yang paling menjengkelkan dari tipe pemilih ini adalah, mereka ga ikut milih, tapi kalo ada masalah, mereka duluan turun berdemo kayak mereka yang nentuin nasib negara aja...

1.2 Golput-Golput-an

Ini kaum yang gak jelas, cuma ikut2an, temen2nya bilang golput, dia ikutan golput. Orang2 bilang golput, dia ikutan golput biar dibilang gaul dan ngerti trend terkini.

1.3 Golput Limited Edition

Ini kaum golput yang terbatas...sungguhan. Cirinya gampang, pas ditelepon lalu ditanyain "lu nyontreng siapa tadi?" dia akan menjawab dengan tampang setengah melongo "hoh?nyontreng apanya?ada apaan emangnya?apa?PEMILU?monyet, lupa gue". Sungguhan, orang kayak gini langka, gak kalah langka dengan Badak Jawa (Rhinoceros Sundanicus) yang konon sisa 55 ekor.

2. Pemilih GolPut

Harap diperhatikan, walaupun sama sama golput, tapi ini bukan golongan putih. Ini adalah golongan luput alias orang orang yang menggunakan hak pilihnya, cuma ketika di dalam bilik suara malah blank ga tau mau milih siapa, akhirnya menghabiskan sisa waktu di dalam bilik suara dengan memanjatkan doa, semoga saya memilih yang benar. Ciri-ciri utama biasanya membawa dadu, atau bawa kamera digital buat foto2 bersama kertas suara yang super gede (yang katanya 1 lembar itu menghabiskan 1 buah pohon...cabe)

oya, Pemilih GolPut ini juga hadir dalam edisi terbatas matic, yakni pemilih yang ga tau mau milih siapa, trus ketika di dalam bilik suara, malah berasa kayak dalam karaoke room, lalu secara otomatis mulai nyanyi2 gak jelas...atau malah tereak "Anjrit!GolPut lagi dah gua!"

3. Pemilih Resmi

Inilah contoh warga negara yang baik, menggunakan hak pilih mereka secara tepat, tau siapa yang mau dicontreng, tau siapa yang mesti didukung. Kalau perlu, abis selesai pemilihan, mereka juga bantu mbersihin lokasi pemungutan suara.

Bagaimana dengan taun ini?ah kayaknya saya bakalan jadi Golput Limited Edition...

Oya, baidewei, tadi di email dikirimi sesuatu yang menurut saya cukup "aneh" dan saya sendiri ga tau beneran apa gak :

kayak orang susah aja, berharap gratisan...

Subtitle bahasa indonesia :

"kalo elo elo pade mau ngevote, kite kite mau ngasiin elo elo sekalian kupi gratis di seluruh cabang warkopnya kite, mulai jam 12 sampe jam 5 tet"

bener apa gak?ada yang tertarik mencoba?kan kalo abis nyontreng ada buktinya tuh kelingking warna ungu abis dicelup cat, itu aja yang ditunjukin kali ya?

*ngetik sambil ngemut kelingking kiri, berharap darahnya jadi ga jalan dan warna kelingking berubah jadi ungu*

. . .

Chapter 2

Libur Paskah, dan Pengetahuan Gak Penting

Lanjut!

Berikutnya adalah libur Paskah. Ngemeng-ngemeng soal Paskah, saya jadi teringat percakapan super gak penting yang terjadi di dalam mobil, begini kira2 rekaman percakapannya :

cowok 1 : "wah besok minggu aku kudu ke gereja..."

cewek 1 : "tumben...ada apa?"

cowok 1 : "iya, kan Minggu Palma"

cowok 2 : "oiya ya, ada namanya ya kalo menjelang paskah itu...ada apaan aja ya?Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Minggu Palma...laennya apa?"

cowok 1 : "Selasa Drama, Sabtu Seru..."

jangan...jangan tertipu tampang imut ini.

mereka adalah pelaku percakapan gak penting ini

*termasuk sang fotografer yang gak ikut kerekan kamera...nasib*

sungguhan, saya belajar satu hal baru : "jangan percaya sama omongan orang mabuk"

*sambil berpikir, apa omongan ini di submit sekalian ke NgupingJakarta*

. . .

Chapter 3

Mencoba Menyusun Rencana Liburan

dan Gagal Dengan Terhormat

p.s : sekalian njajal headphone baru :D dengerin Coldplay "Life in Technicolor II", volume kenceng sekenceng kuda binal yang lari bak kesurupan gara2 buntutnya dibakar. (aslinya cuman mau pamer headphone baru)

Rencana sudah disusun, tujuan sudah ditetapkan, semua dilakukan untuk menyambut kemeriahan pesta demokrasi kali ini...LIBURAN dan TRAVELLING!. Namun apa daya, semua rencana musnah, semua harapan pupus, gara2 satu omongan : "lo?Bandung gak macet ta pas liburan?", yaaaah gara2 kalimat itu, jadi terngiang-ngiang, mempertimbangkan ribuan kali (ini berlebihan, 2-3 kali dipertimbangkan aslinya udah lupa). Trus rencana pindah menuju Lombok, soalnya penasaran sama pantainya, lagian sekali-sekali kan pengen diving juga. Walaupun saya gak isa berenang, tapi mau nyoba diving...prinsipnya kan sama-sama tenggelam, cuman kalo diving kan tenggelam dengan sukarela dan dengan senyum mengembang. Lagipula, kalo tenggelam sungguhan kan nanti muncul sendiri...entah di permukaan laut (kalo ada yang nolongi), atau di halaman depan koran lokal (ini kalo semua orang tega dan berniat njadiin saya umpan ikan atau jadi terumbu karang).

Bandung...gagal

Lombok...gagal -- dengan alasan terlalu jauh dan ga tau apa2.

oke, kita coba yang deket2 aja, ke Batu, Klub Kembang. Kan asik, nginep luar kota rame2, sama temen2, maen kartu, trus ke Taman Safari lagi, atau maen Paintball lagi. Dan seperti dugaan semula. penginapannya penuh!. Monyet!.

jadi, Batu...gagal!

ah, kayaknya emang, kalo mau pergi liburan itu harus direncanakan dengan spontan, jadi serunya bakalan kerasa, asik kan kalo pas di luar kota, trus kita ga tau mau kemana, tinggal ikutin kemana setir mobil berputar...

Libur...libur...kemana ya? mau sekali lagi ke BNS ah...ikut? :)

. . .

Chapter 4

Santa is Coming to Town

Gak, gak...kita akan menyambut Paskah, dan Natal masih lama...

trus apa maksudnya Santa is coming to town?

ya gak laen gak bukan, My mama is coming! (lha ini, orang tuanya aja melarikan diri pas mau nyontreng besok, pantes menurun ke anaknya). Mmmm...my mom is coming = santa is coming to town, bukan berarti bahwa mama kayak santa lo ya, lengkap dengan jenggot putih, sambil kemana2 selalu ketawa "ho ho ho" gitu! (meskipun gendutnya agak2 mirip, eits, gendutan santa ah...sorry mam)

jadi biasanya kalo mama datang mengunjungi anaknya yang ganteng ini, hal ini akan berdampak positif kepada peningkatan taraf hidup rakyat jelata macam saya ini. Dan itu juga artinya, saya bisa jalan ke mall tanpa perlu bawa dompet, serasa bawa ATM berjalan (anu...bukan berarti mama gendut lalu bentuknya kayak ATM lo ya, sama sekali nggak...ini cuma kiasan kalo kemana2 bakal dibayari...sekali lagi, sorry mam, ga ada maksud apa2 loo)

Walaupun taraf hidup meningkat, tetapi kasta menurun...biasanya jadi Tuan Muda kalo di rumah, sekarang jadi Sopir!

. . .

Udah ah, capek mikir, ini udah bolak balik ke WC, duduk mencari inspirasi buat bahan ketikan...tapi ya tetep gak dapet.

ide belom mentok, tapi isi perut udah...kalo diterusin, giliran berikutnya bakalan usus yang menyapa dunia...

Nantikan kisah liburan yang membosankan berikutnya!

Yellow